Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhir Hayat Perjalanan Bulan di Bimasakti: Kajian berdasarkan Tafsir Sains

Yuzhril.com Banyak yang menginterpretasikan keindahan bulan purnama seperti wajah orang-orang beriman. Sebab keberimanan seseorang ditandai atas kesucian dirinya karena selalu berwudhu. Bulan indah pada tanggal 14 dalam bulan hijriah dan perlahan-lahan cahayanya pudar saat sampai 28 atau 29.

Gambar: Penampakan Bulan pada Malam Hari

Kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan kehidupan bulan, karena hidup manusia awalnya mudah kemudian beranjak dewasa, kedewasaan manusia mendeskripsikan sama seperti bulan purnama yang indah, kemudian beranjak mulai tua, ketuanya sama seperti bulan saat mulai habis.

Cerita tentang bulan berbeda jauh dengan manusia, hanya manusia mempunyai regenerasi sedang bulan ketika hancur, besar kemungkinan berpengaruh dengan berakhirnya alam raya. 

Bulan tidak terlepas dari kekuasaan Allah swt. dan berakhirnya bulan Allah swt. sudah ditentukan serta telah menjelaskan dalam kitab suci umat Islam, sebagaimana yang difirmankan dalam QS al-Qiyamah/75: 7-9.

Apabila mata terbelalak (ketakutan),bulan pun telah hilang cahayanya, serta matahari dan bulan dikumpulkan”.(QS al-Qiyamah/75: 7-9)

Pandangan Mufassir

Wahbah az-Zuhaili melukiskan dalam tafsir al-Munir, ketika kiamat hampir sampa, cahaya bulan hilang tidak kembali lagi, sebagaimana mata memandang ketika gerhana matahari dan bulan lenyap dan hilang cahayanya. 

Fenomena alam semuanya telah berubah. Saat hari kiamat telah datang dan tidak ada perlindungan seluruh anak dan cucu adam di planet bumi. Pendapat yang lain bahwa yang akan merasakan hari kiamat yang pedih adalah para orang kafir, sedang orang-orang yang beriman gembira dengan kedatangan kiamat.

Sejalan pendapat Ibnu Abbas yang dilukiskan dalam kitab tafsirnya bahwa kesedihan bagi orang-orang kafir saat matahari dan bulan telah dikumpulkan menjadi satu karena tidak ada lagi disembah para orang-orang kafir.

Cahaya bulan dan matahari dikumpulkan dalam neraka, sehingga cahaya matahari dan bulan menjadi siksaan bagi orang-orang yang menyembah. Akhir perjalanan bulan mendeskripsikan tentang hari kiamat.

Pandangan Sains

Keberadaan massa matahari terus-menerus berkurang, berkurangnya massa berpengaruh terhadap berkurangnya massa bumi, sehingga bulan juga ikut menjauh dari planet bumi. Sehingga mengakibatkan sedikit demi sedikit berkurang kecepatan bumi mengelilingi matahari berkurang diikuti dengan pasang surut air laut.

Gerakan bulan menjauh dari bumi akan membawa bulan masuk pada area terdampak oleh medan gravitasi matahari. Hal ini bisa menyebabkan bulan meledak di permukaan matahari.

Interpretasi para pakar astronomi sejalan dengan pernyataan Allah swt. “serta matahari dan bulan dikumpulkan”.(QS al-Qiyamah/75: 9). Perlu dipahami kehilangan cahaya bulan diungkapkan sebelum pernyataan “bulan kehilangan cahayanya” lalu menyatakan pernyataan sebelumnya di ayat 9. 

Hal ini menginterpretasikan ketika bulan menjauh dari bumi, pantulan cahaya matahari akan menghilang secara perlahan-lahan dan ketika keluar dari zona aman, bisa saja matahari menarik bulan dengan gravitasinya sehingga hancur. 

Penulis : Yuzhril


Posting Komentar untuk "Akhir Hayat Perjalanan Bulan di Bimasakti: Kajian berdasarkan Tafsir Sains"